Sabtu, 14 Februari 2015

Sebuah Tulisan Yang Menjelekkan Islam

Suatu ketika, Sheikh Mutawali Sha’rawy rahimahullah ditanya tentang pendapat beliau terkait tulisan yang menjelek-jelekkan Islam yang pernah tersebar pada awal tahun 1990-an, beliau menjawab,


“Saya belum membacanya, dan tidak akan membacanya”.

“Bagaimana anda bersikap demikian, sheikh? Padahal media sedang meributkan hal itu?”

Beliau menjawab, “Tidakkah kamu membaca Firman Allah dalam surat Annisa ayat 140? Kemudian sheikh Sha’rawy membacakan ayat tersebut.

”Dan sungguh, Allah telah menurunkan ketentuan kepadamu di dalam Al Quran, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau kamu tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam”.

Kalau kita sering membaca Sirah Nabawiyyah, pasti kita akan tahu bahwa selama periode Mekkah dan Madinah banyak sekali syair-syair yang dibuat oleh kafir Qurays yang berisi penghinaan terhadap Rasulullah dan para Sahabat Rasulullah, bahkan sebelum perang Badar dan Uhud dimulai, mereka saling berperang syair lebih dahulu, sebelum perang dengan pedang berkecamuk, perang dengan lisan dimulai sebagai pemanasan.

Tapi, tidak ada satupun buku sejarah yang menukilkan kepada kita sampai hari ini bagaimana bentuk syair-syair penghinaan dan ejekan tersebut, mulai dari dari Sirah Nabawiyyah yang ditulis Ibnu Ishaq, Ibnu Hisyam, sampai buku-buku kumpulan syair jahiliyah dan Islamiyyah tidak ada satupun yang menukilkan syair hinaan tersebut, akhirnya sekarang hilang. Kenapa? Karena memang mereka ignore terhadap hal-hal demikian, tidak dibesar-besarkan.

Amirul Mukminin Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu pernah berpesan, “Padamkanlah opini negatif dengan mendiamkannya, jangan disebarkan dimana-mana, sehingga orang-orang yang sakit jiwa tidak ikut-ikutan menyebarkannya”.




Wallahu A'lam.