Oleh ust. Saief Alemdar
Di saat orang memperdebatkan halal haram memperingati Maulid Nabawi tanggal 12 Rabiul Awal, kami memperingatinya di Jami Abu Nour dengan membaca “Syamail Rasulullah” yang dikumpulkan dari Sahih Muslim oleh ustazuna sheikh Bassam Hamzawy hafizahullah, dihadiri oleh “Atsar Rasulillah” yaitu berupa rambut beliau, dan puluhan Ulama-ulama besar negeri Syam, seperti sheikhna Prof. Nuruddin Itr, ustazuna Prof. Tawfik Ramdhan Al Buty, sheikhul qurra syam sheikh Syukry Luhafy, ustazuna Dr. Sharief Shawwaf, ustazuna mufti Damascus sheikh Adnan Afyouny, ustazuna alfaraidhy sheikh Bashir Mufassy, ustazuna Prof. Khaer Fatma, ustazuna Prof. Wahby Seleyman, ustazuna Dr. Abdussalam Rajeh dan lainnya hafizahumullah.
Seorang “muhsinin” membiayai percetakan kitab syamail tersebut untuk dibagikan kepada para hadirin, majlis tersebut “diserang” oleh ribuan pecinta Rasulullah seperti orang-orang kehausan melihat air dingin, semuanya berharap bisa menjadi kekasih Rasulullah, semuanya berharap doa dan harapan mereka bisa dikabulkan Allah pada majlis ini.
Kalau ada riwayat mengatakan “zikrus shalihin tunazzilur arahmah”, menyebut nama orang-orang shaleh akan menurunkan rahmat Allah, maka Nabi Muhammad adalah pemuka dan penghulu orang-orang shaleh, maka Insyallah sepanjang majlis itu kami menyebut ratusan kali nama Rasulullah diiringi shalawat dan ratusan kali nama Sahabat serta perawi hadis lainnya rahimahumullah, semoga itu menjadi “penjemput” berkah bagi negeri Syam yang sedang bersimbah darah.
Majlis pembacaan syamail muhammaddiyah dimulai selepas ashar dan berakhir sampai azan isya berkumandang, masjid yang sesak dipenuhi hamba-hamba Allah terasa begitu tenang, semua berharap setelah pembacaan itu berakhir bisa segera antri untuk mencium rambut Rasulullah.
Alhamdulillahillazi bini’matihi tatimmus shalihat…majlis diakhiri dengan “ijazah” hadis syamail muhammaddiyah oleh ustazuna Sheikh Bassam Hamzawy.
Kami memperingati Maulid Nabawy hanya untuk mengingat kembali bagaimana beliau hidup dan dengan itu kami berusaha memperbaharui cinta kami kepada beliau, yang sering kali ternodai oleh kemunafikan kehidupan dunia, bukankah beliau yang bilang bahwa cinta Rasul adalah jalan pintas menuju Surga…yang kami inginkan bukan sekedar Surga, tapi juga kenikmatan berjumpa dengannya kelak.
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa sahbihi wa sallim taslima…shalatan taftahu lana abwabar ridho wal taisir, wa tughliq biha abwabas syarri wat ta’sir…anta maulana fani’mal maula wa ni’man nashir