Minggu, 05 Mei 2013

Ngajinya Sampai Dimana Tadi ?

- Gus Dur dan Kiai Khudori Naik Selinder Saat Ngaji -

Alkisah, Abdurrohman Wahid alias Gus Dur ketika masih remaja dipondokkan ke Ulama teman ayahnya, KH Abdul Fattah, Tambakberas, Jombang. Mengingat Gus Dur adalah putra temannya sendiri yang juga seorang Ulama, Kiai Fattah mulang ngaji secara khusus kepada Gus Dur. Tidak dikumpulkan dengan santri-santri yang lain.

Agar Gus Dur tidak sendirian, maka dipanggillah seorang santri lain yang sebaya Gus Dur bernama Khudhori.

Tibalah saatnya mengajar Gus Dur dan Khudhori. Yang namanya Ulama besar, Kiai Fattah pastilah sudah sangat sibuk sekali. Sehingga tiba saatnya mengajar Gus Dur sudah kelelahan. Acapkali di tengah-tengah mengajar Kiai Fattah tertidur pulas. Dua bocah di depannya hanya bisa bengong menunggu gurunya yang tengah tertidur.

Saat itulah ada selinder lewat di depan pondok.

“Ayo naik selinder itu!” Ajak Gus Dur tiba-tiba pada Khudhori, setelah tahu gurunya tertidur pulas saat mengajar.

Mereka segera menghambur keluar dan naik selinder yang berjalan bak bekicot itu. Walaupun jalannya lambat, mereka sampai juga di Mojoagung, kampung sebelah. Merasa sudah jauh, mereka turun dan kembali pulang ke pondok.

Sampai di pondok,didapati -nya Kiai Fattah masih tertidur. Namun tidak lama kemudian terbangun.

“Sampai di mana tadi?” tanya Kiai bermaksud menanyakan halaman kitab kuning yang akan diajarkan.

”Sampai di Mojoagung, Yi...!!!” Spontan Khudhori menjawab.

Kiai Fattah: ”?????......”

Gus Dur :"Hahahahaha..... -"gusdur hanya tertawa ngakak.

Belakangan Gus Dur dan Khudhori menjadi Ulama besar di zamannya.


( Diceritakan oleh KH Yahya Cholil Staquf )