Perjumpaan al-Habib Mundzir bin Fuadz al-Musawa dengan Waliyullah Malaysia.
Al-Habib Mundzir al-Musawa sering berkunjung pada al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus manakala beliau sedang berada di Malaysia. Al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus sangat gembira jikalau ada al-Habib Mundzir datang.
Beliau al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus selalu tersenyum gembira. Sesaat kemudian al-Habib Munzdir meminta doa dari beliau, maka beliau pun berdoa untuknya. Biasanya al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus selalu menolak untuk berdoa kecuali tamunya yang mesti berdoa, namun permintaan kali ini tak ditolak oleh beliau seraya mengangkat kedua tangannya setinggi-tinggi nya hingga ke atas kepala. Kedua telapak tangannya dipadukan, dan wajah beliau menunduk. Suara rintih keluar dari bibirnya tak bisa dipastikan apa yang diucapkannya. Benar-benar gerakan doa yangg menggambarkan posisi yang sedang sangat mengemis pada Dzat Yang Maha Luhur. Belum pernah al-Habib Mundzir melihat seseorang yang berdoa dengan posisi sekhusyu’ dan seperti ini dalam merendahkan dirinya pada Allah Swt.
Setelah itu al-Habib Mundzir pamitan seraya berkata lembut: “Saya pamit wahai Habib...”
Beliau al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus menunduk dan berkata dengan lembut pula: “Tidak makan dulu kah?”
Al-Habib Mundzir menjawab: “Saya pamit jika habib ridho.”
Beliau al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus pun berdiri dan mengizinkan kepergian al-Habib Mundzir, lalu terbersit dalam hati al-Habib Mundzir: “Aku terbebani hutang sangat besar karena masalah perluasan dakwah di Indonesia, mudah-mudahan kedatanganku ke sini bisa membuat Allah menyelesaikan masalah hutang-hutangku , beban beratku ini kutumpahkan pada al-Habib Ali, semoga Allah Swt. meringankanku”, demikian renungan al-Habib Mundzir saat itu sambil melangkah keluar dari kediaman beliau.
Saat itu al-Habib Mundzir tidak sendiri, ada beberapa orang yang bersamanya. Mereka berkata: “Kami sering kunjung ke sini, belum pernah al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus mau berdoa kecuali saat kamu yang memintanya, belum pernah al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus izinkan kami pamitan di waktu makan kecuali saat kamu yang minta izin pulang.”
Dan salah satu diantara mereka adalah seorang pengusaha yang sukses. Maka ketika al-Habib Mundzir beserta rombongan sudah keluar rumah, al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus memanggil orang itu dan membisikinya sesuatu, lalu beliau masuk ke dalam rumah.
Orang tersebut mendatangi al-Habib Mundzir dan berkata: “Habib Ali berkata pada saya, kamu punya hutang dakwah yang besar dan berat yang harus dibayarkan. Saya diperintah al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus untuk melunasi semua hutangmu.”
Al-Habib Mundzir kaget dan berpaling pada al-Habib Ali bin Ja’far al-Aydrus, namun beliau sudah masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.